Beranda | Artikel
Hukum Boneka untuk Mainan dan Pendidikan-Syaikh Sulaiman ar-Ruhaily #NasehatUlama
Rabu, 24 Agustus 2022

Ahsanallahu ilaikum, penanya berkata,
“Apa hukum anak kecil bermain boneka yang berbentuk manusia atau hewan yang benar-benar serupa dengan aslinya?”

“Dan apa hukum orang dewasa yang memakai boneka itu untuk mengajari anak-anak?”

Para ulama berbeda pendapat dalam masalah hukum mainan anak-anak yang memiliki tubuh,
yang berbentuk seperti makhluk bernyawa.

Sebagian ulama berpendapat bahwa itu dibolehkan,
dan memberi keringanan dalam hal ini selama digunakan untuk anak-anak.

Mereka menyebutkan dalilnya berdasarkan kisah dari ibu kita, Aisyah radhiyallahu ‘anha.

Namun, sebagian ulama lain melarangnya, dengan alasan bahwa dalil-dalil yang melarangnya bersifat umum.

Dan pendapat yang menurutku lebih kuat—wallahu a’lam—jika boneka itu memiliki bentuk
yang serupa sepenuhnya dengan makhluk bernyawa, maka itu tidak dibolehkan!

Sedangkan jika bentuknya berbeda dengan makhluk bernyawa, yang mana nyawa tidak akan hidup jika ada pada makhluk yang berbentuk seperti itu,
maka itu tidak mengapa (boleh).

Seperti yang dilakukan anak-anak perempuan dahulu di tempat kami, dan di banyak negara lain,
yang mengambil kain lalu menjahitnya,
dan memberi dua kaki padanya, kemudian mengisinya dengan kapas,
diisi dengan kapas,dan diberi bentuk seperti kepala, tetapi tidak sama dengan kepala aslinya; tanpa ada matanya, tanpa telinga, tanpa mulut, dan lainnya.

Dan dibuatkan seperti dua tangan. Lalu dipakai sebagai mainan. Maka, ini tidak mengapa.

Namun, jika boneka itu berbentuk makhluk bernyawa, yang sama persis,
yang mana nyawa bisa hidup padanya seandainya itu adalah makhluk hidup,
maka berdasarkan pandangan yang benar menurutku—wallahu a’lam—itu tidak boleh!

Tidak boleh, baik itu untuk anak-anak atau orang dewasa.

Tidak boleh, baik itu untuk mengajar atau lainnya. Wajib untuk tidak memakainya!

Akan tetapi,
seandainya seseorang terpaksa menggunakannya, dan para murid di sekolah harus memakainya,
maka jika itu hal yang darurat, dan ia harus menggunakannya,
maka saya harap itu dapat dimaklumi, dari sisi karena ada perbedaan para ulama dalam masalah ini.

====

أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكُمْ يَقُولُ السَّائِلُ

مَا حُكْمُ لَعِبِ الصِّغَارِ بِالدُّمْيَةِ الَّتِي تُشْبِهُ الْإِنْسَانَ أَوْ الْحَيَوَانَ مُشَابَهَةً تَامَّةً

وَمَا حُكْمُ اسْتِعْمَالِهَا لِلْكِبَارِ فِي تَعْلِيمِ الصِّغَارِ؟

اخْتَلَفَ الْعُلَمَاءُ فِيمَا يُسَمَّى بِأَلْعَابِ الْأَطْفَالِ الْمُجَسَّمَةِ

عَلَى هَيْئَةِ ذَوَاتِ الْأَرْوَاحِ

فَذَهَبَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ إِلَى أَنَّ ذَلِكَ جَائِزٌ

وَيَتَسَاهَلُ فِيهِ مَا دَامَ لِلْأَطْفَالِ

وَيَذْكُرُونَ فِي هَذَا شَيْئًا عَنْ أُمِّنَا عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا

وَمَنَعَهُ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ وَقَالُوا إِنَّ النُّصُوصَ عَامَّةٌ

وَالَّذِي يَظْهَرُ لِي وَاللهُ أَعْلَمُ أَنَّهُ إِذَا كَانَ عَلَى هَيْئَةِ

ذِي الرُّوحِ تَمَامًا فَإِنَّهُ لَا يَجُوزُ

أَمَّا إِذَا اخْتَلَفَتْ الْهَيْئَةُ بِحَيْثُ لَا تَحُلُّهُ الرُّوحُ عَلَى هَذِهِ الصُّورَةِ

فَلَا بَأْسَ

مِثْلَ مَا كَانَ يَفْعَلُ الْبَنَاتُ يَفْعَلْنَ قَدِيمًا عِنْدَنَا وَكَثِيرٌ مِنَ الدُّوَلِ

تَأْتِي بِقُمَاشٍ وَتَخِيْطُهُ

وَتَجْعَلُ لَهُ رِجْلَيْنِ وَتَحْشُوْهَا بِالْقُطْنِ

وَتَحْشُوْهُ بِالْقُطْنِ وَتَجْعَلُ مِثْلَ الرَّأْسِ وَلَيْسَ رَأْسًا وَلَيْسَ فِيهِ عُيُونٌ وَلَا آذَانٌ وَلَا فَمٌ وَلَا كَذَا

وَتَجْعَلُ مِثْلَ الْيَدَيْنِ وَتَلْعَبُ بِهَذَا هَذَا مَا فِيهِ بَأْسٌ

أَمَّا إِذَا كَانَ عَلَى هَيْئَةِ ذَوَاتِ الْأَرْوَاحِ كَمَا هِيَ

بِحَيْثُ تَحُلُّهَا الرُّوحُ لَوْ كَانَتْ

فَإِنَّ الَّذِي يَظْهَرُ لِي وَاللهُ أَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يَجُوزُ

لَا لِلصِّغَارِ وَلَا لِلْكِبَارِ

لَا لِلتَّعْلِيم وَلَا لِغَيْرِ ذَلِكَ بَلْ يَجِبُ الِاسْتِغْنَاءُ عَنْ هَذَا

لَكِنْ

لَوِ اضْطُرَّ الْإِنْسَانُ إِلَى هَذَا وَأُلْزِمَ الطُّلاَّبُ فِي الْمَدَارِسِ بِهَذَا

فَإِذَا كَانَ هَذَا ضَرُوْرَةٌ وَأُلْزِمَ بِهِ الْإِنْسَانُ

فَأَرْجُو أَنْ يَكُونَ فِي الْأَمْرِ سَعَةٌ مِنْ جِهَةِ خِلَافِ الْعُلَمَاءِ


Artikel asli: https://nasehat.net/hukum-boneka-untuk-mainan-dan-pendidikan-syaikh-sulaiman-ar-ruhaily-nasehatulama/